Portalkota-Indonesia Net-Zero Summit (INZS) adalah konferensi iklim yang diadakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) sebagai ruang pertemuan bersama bagi menteri, pejabat, diplomat, aktivis, selebriti, pemuda, masyarakat sipil, dan berbagai kalangan lainnya untuk membicarakan isu iklim, khususnya di Indonesia.
Inisiatif ini dimaksudkan untuk menghimpun dan mengukuhkan komitmen Indonesia dalam menyelamatkan masa depan bangsa dari krisis iklim
Tahun ini, tema “S.O.S. Neraka Bocor: Climate Avengers Assemble!” dipilih untuk menyerukan darurat kondisi Bumi yang suhunya semakin mendekati neraka (melewati titik kritis 1,5℃) dan menekankan pentingnya aksi nyata serta gotong royong dari para “Climate Avengers” untuk mencegah bencana dan kehancuran.
Tema ini membuka mata kita bahwa solusi-solusi iklim, yang diibaratkan sebagai para Avengers, sebenarnya sudah ada di sekitar kita dan hanya perlu diaktifkan untuk menyelamatkan umat manusia.
Tercatat ada sekitar 7700 pendaftar pada acara tersebut. Momentum konferensi yang luar biasa ini disambut dengan kolaborasi kebaikan antara Ayo Less Waste (ALW) dengan FPCI dalam waste management. ALW mengumpulkan sekitar 48 trash bag sampah selama event yang memiliki bobot sekitar 132 kilogram.
Sampah tersebut dikumpulkan kemudian dipilah dan dikelola secara bertanggung jawab oleh ALW. Waktu yang dihabiskan untuk memilah seluruh sampah tersebut terhitung di kisaran 7 jam dan didapati sekitar 58.56% merupakan sampah residu (yang tidak dapat didaur ulang).
Sektiar 41.42% merupakan sampah anorganik yang dapat didaur ulang meliputi botol plastik, plastik, kardus, boncos, dan lainnya.
Penanggung jawab Manajemen Pengelolaan Sampah ALW, Bintang mengatakan, diakuinya bahwa pemilahan itu memang sangat melelahkan dan hasilnya secara nominal sangat kecil.
“Niat kami bukanlah nominal, melainkan kebermanfaatan, pertanggung jawaban dan edukasi kepada masyarakat. Bahwa setiap kita bertanggung jawab atas sampah yang kita hasilkan. Dan ini semua bisa bernilai manfaat,’’ tegas Bintang.
Sampah hasil pemilihan tersebut kemudian dijual kepada bank sampah terdekat di bilangan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
Menariknya, hasil dari penjualan sampah tersebut, ditambahkan dengan subsidi, dialokasikan untuk membeli bibit pohon sebanyak 260 bibit pohon dan akan ditanamkan di beberapa titik sekolah alam di Banda Aceh.
Sekolah/lembaga yang ikut program tanam 260 pohon ialah Sekolah Alam Kahfis Aceh (SAKA) sebanyak 130 pohon, Aceh Islamic Nature School (AINS) sebanyak 50 pohon, Islamic Orbit School (IOS) Aceh sebanyak 50 pohon dan Sekolah Alam Abdiya sebanyak 30 pohon.
Angka 260 merupakan perlambang dari tahun 2060, yang merupakan tahun di mana Indonesia berkomitmen untuk mencapai net-zero emission.
**Baca juga:
ALW dan Green Education di Ciputat Berikan 50 Bibit Pohon Tabebuya ke Perwakilan Sekolah Alam
Pemilihan bibit pohon dan wilayah paling barat Indonesia tersebut diniatkan untuk menjadi titik balik penghijauan wilayah Nusantara yang nantinya akan meluas hingga ke sisi paling timur Indonesia.
Dan pohon merupakan sumber daya yang berperan penting dalam mengurangi angka emisi karbon untuk menbuat bumi ini lebih lestari.
Salah satu perwakilan FPCI Climate Unit mengaku senang akan kolaborasi dengan Ayo Less Waste (ALW) tersebut.
“Kami turut senang atas kolaborasi kebaikan ini. Besar harapan kami, pertanggungjawaban kami atas sampah konferensi iklim ini menjadi inspirasi berbagai pihak untuk turut mengambil peran untuk menurunkan emisi karbon dengan cara terbaik yang kita bisa,’’ tukas perwakilan FPCI Climate Unit itu.(Fit)