Yuk Kurangi Sampah Organik Melalui Pembuatan Kompos Bersama ALW

Portalkota-Puluhan siswa-siswi SD dan SMP Sekolah Al-Fayyadh Indonesia diajarkan cara membuat kompos dari sampah organik oleh Tim Ayo Less Waste (ALW) dan para guru sekolah belum lama ini.

Hal itu dilakukan dalam rangka pembelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema ‘Belajar Memilah Sampah Anorganik & mengompos sampah organik’.

Anggota Komunitas Ayo Less Waste (ALW), Mochammad Iqbal Ramadhani mengatakan, proses membuat kompos dari sampah organik cukup sederhana.

“Pertama, kita siapkan sampah organiknya dan gali lubang di tanah. Lalu tumpuk limbah organik itu dalam galian lubang,” kata Mochammad Iqbal Ramadhani, yang juga mahasiswa Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia Universitas Pamulang.

Selanjutnya, lakukan layering limbah dalam galian dengan limbah coklat (ranting dan limbah hijau (limbah makanan dan daun).

Portalkota.id
Kegiatan pembelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema “Belajar Memilah Sampah Anorganik & Mengompos Sampah Organik”. (Foto: Tim Komunitas Ayo Less Waste)

“Tutup bagian atas dengan tanah hasil galian lubang dan timbun selama kurang lebih 1-3 bulan,” lanjutnya.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh KLHK tahun 2022, jumlah timbulan sampah di Indonesia sebesar 68,7 juta ton/tahun.

Dengan komposisi sampah didominasi oleh sampah organik, khususnya sampah sisa makanan yang mencapai 41,27%. Kurang lebih 38,28% dari sampah tersebut bersumber dari rumah tangga.

Selain itu, sampah organik juga merupakan kontributor terbesar dalam menghasilkan emisi gas rumah kaca jika tidak terkelola dengan baik.

“Dalam upaya mencapai target Zero Waste, sudah saatnya kita meninggalkan pendekatan kumpul-angkut-buang yang menitikberatkan pengelolaan sampah di TPA.”

“Mari kita mulai memanfaatkan sampah organik kita menjadi kompos, sebuah langkah kecil yang dapat memberikan dampak besar bagi lingkungan kita,” tambahnya.

Dhiya Suci Auliyah, anggota ALW lainnya menuturkan, sampah organik terutama sisa makanan, seringkali dianggap sebagai masalah yang harus dibuang dan ditumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

**Baca juga: Fraksi di DPRD Kabupaten Tangerang Sampaikan Pandangan Umum Raperda Eksekutif

Namun anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Sebenarnya, sampah organik memiliki potensi besar untuk diolah menjadi kompos, sebuah solusi yang dapat mengurangi penumpukan sampah di TPA.

Berdasarkan sumber waste4change.com, TPA Bantar Gebang, yang merupakan TPA khusus DKI Jakarta, menerima sekitar 8000 ton sampah setiap harinya. 60% dari sampah tersebut adalah sampah organik yang mudah terurai.

Idealnya, TPA hanya seharusnya menampung 20% dari jumlah keseluruhan sampah yang masuk ke sana. Sisanya, sangat mungkin di daur ulang atau di upcycle menjadi barang yang lebih berguna lagi.

“Pemanfaatan sampah organik dalam pembuatan kompos: solusi penumpukan di TPA, merupakan konsep yang perlu kita tekankan,” ungkap Dhiya yang juga mahasiswi Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia Universitas Pamulang.

“Kita harus memikirkan kembali dari setiap sampah terutama sisa makanan yang kita hasilkan. Jika terbuang dan berakhir di TPA, dampaknya sangat buruk bagi lingkungan kita, seperti gas metana yang dihasilkan dan lainnya,” tukasnya.(Fit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *