HitzSerpong – Realisasi belanja Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) hingga Oktober 2025 baru mencapai 51,35 persen, atau setara dengan Rp2,56 triliun dari total anggaran yang tersedia.
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengungkapkan, posisi kas daerah saat ini berada pada angka Rp963 miliar.
“Untuk belanja, baru terealisasi sekitar 51,35 persen. Sekitar Rp2,56 triliun. Posisi kas daerah kita sekarang sekitar Rp963 miliar,” ujar Benyamin di DPRD Kota Tangsel, Kamis (23/10/2025).
Penyebab Lambatnya Penyerapan Anggaran
**Baca Lainnya: Tangsel Pertegas Batas Wilayah dengan DKi Jakarta dan Bogor dalam Raperda RTRW
Menurut Benyamin, rendahnya realisasi belanja disebabkan oleh penundaan penagihan di sektor infrastruktur.
“Yang belum tertagih ini dari pihak ketiga. Mereka belum menagih ke kita,” jelasnya.
Benyamin memaparkan bahwa pola penagihan dari pihak ketiga biasanya baru dilakukan mendekati penutupan tahun anggaran.
“Biasanya itu di awal Desember baru mereka menagih. Jadi insya Allah di akhir tahun, anggaran kita sudah bisa kelihatan berapa Silpa-nya. Berapa yang terserap,” terangnya.
Sorotan dari Menteri Keuangan
Isu lambatnya penyerapan anggaran ini juga mendapat perhatian dari Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Purbaya Yudhi Sadewa.
Menkeu menyatakan bahwa serapan anggaran belanja daerah pada kuartal III-2025 secara nasional berjalan lambat.
Menurut Purbaya, lambatnya penyerapan ini bukan disebabkan oleh ketiadaan dana, melainkan karena faktor eksekusi di daerah.
Purbaya mengungkapkan, dana pemda yang mengendap di perbankan mencapai Rp234 triliun dan tersebar di sejumlah daerah, termasuk Tangsel.
Sorotan ini mengindikasikan bahwa percepatan penyerapan anggaran menjadi perhatian pemerintah pusat dalam mendorong efektivitas fiskal di tingkat daerah.(ris)












