Portalkota — Menyambut milad ke-113 Muhammadiyah, Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat Muhammadiyah meluncurkan “Green Mining Watch” (GMW) di Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu 16 November 2025.
Lembaga ini akan berfokus pada edukasi, advokasi, dan pengawasan praktik pertambangan di Indonesia.
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyatakan dukungannya terhadap inisiatif ini.
“Kita harus mengembalikan fungsi alam sebagaimana mestinya setelah dimanfaatkan, tanpa mengeksploitasi secara berlebihan,” tegasnya.
Ketua MLH PP Muhammadiyah Azrul Tanjung memaparkan dua pendekatan utama GMW, pertama adalah Antisipatif yaitu mengawasi potensi dampak negatif sebelum aktivitas tambang berlangsung.
**Baca Lainnya: Pollux Hotels Group Lunasi Kredit Rp100 Miliar ke BNI Lebih Cepat
Lalu minimalisasi, yaitu meminimalisir dampak negatif operasi pertambangan yang sedang berjalan.
“Kami yakin Muhammadiyah mampu mengelola tambang ramah lingkungan melalui pemberdayaan masyarakat,” jelas Azrul.
Sekretaris MLH PP Muhammadiyah Jihadul Mubarrok menegaskan bahwa GMW dirancang sebagai wadah kolaborasi antara aktivis lingkungan, pemerintah, dan masyarakat sipil.
“Ini merupakan aksi nyata Muhammadiyah mewujudkan pertambangan berkelanjutan yang memperhatikan aspek ekologis,” terangnya.
Rangkaian kegiatan selama tiga hari (14-16 November 2025) ini diikuti lebih dari 100 peserta dari berbagai organisasi otonom Muhammadiyah se-Sulawesi Tenggara, sekaligus menjadi refleksi komitmen organisasi dalam memperkuat dakwah lingkungan yang berkeadilan.(ris)










