Transisi Energi Indonesia Butuh Peran Aktif Generasi Muda

Portalkota-Pencapaian target net zero emission Indonesia pada 2060 memerlukan peran aktif seluruh pemangku kepentingan, termasuk generasi muda dan pelaku usaha.

Hal ini mengemuka dalam Indonesia Youth Sustainability Forum (IYSF) 2025 yang digelar di Jakarta, Oktober 2025.

Deputi Bidang Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rachmat Kaimuddin, mengungkapkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia masih sebesar 11 persen, sementara ketergantungan pada energi fosil masih mencapai 89 persen.

Rachmat menekankan bahwa pilihan konsumsi generasi muda akan mendorong transisi energi.

“Anak-anak muda saat ini adalah majority of our population. Your choice of consumption matters. Your voice democratically matters,” ujarnya.

Ia menambahkan, pemerintah dan sektor bisnis akan bergerak jika ada permintaan kuat dari konsumen, khususnya generasi muda, terhadap produk dan jasa yang ramah lingkungan.

Sebagai contoh kontribusi dunia usaha, Pertamina International Shipping (PIS) telah mengembangkan bahan bakar baru yang lebih netral karbon seperti methanol dan e-methanol.

Manager Sustainability Integration and Governance PIS, Satya A. Pradana, menyatakan sektor pelayaran global sendiri menyumbang sekitar 3 persen dari total emisi.

Lalu, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani, menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pencapaian net zero emission bukanlah hal yang bertentangan.

“Dengan kolaborasi seluruh pihak, kita bisa membuat energi bersih tidak hanya mungkin tapi juga bisa terjangkau dan bermanfaat untuk semua,” kata Shinta.

**Baca lainnya:

Dukung Pariwisata Berkelanjutan, Pemprov Banten Lakukan Konservasi Laut di Carita

Presiden Direktur PT VKTR Teknologi Mobilitas, Gilarsi W. Setijono, menambahkan dimensi keadilan dalam transisi energi.

Ia menyoroti ketimpangan ekonomi global dan menekankan perlunya kembali ke fondasi ekonomi Indonesia yang mengutamakan prinsip kooperatif.

Transisi energi tidak hanya sekadar pergantian sumber energi, tetapi juga peluang menciptakan ekonomi baru yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia.(ris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *