Portalkota – Saraf terjepit dulunya lebih umum dikenal sebagai penyakit orang tua, akan tetapi dengan perkembangan zaman, banyak anak muda bahkan usia remaja yang sudah mengalami saraf terjepit.
Kira-kira, apa yang menyebabkan jumlah kondisi ini justru meningkat pada usia muda? Metode mana yang paling baik untuk mengatasi saraf kejepit pada remaja?
Apa itu Saraf Kejepit?
Saraf kejepit adalah suatu istilah untuk menggambarkan saraf Anda yang terimpit dengan jaringan lunak lain, seperti diskus atau ligamen atau otot yang meradang dan bengkak. Penekanan saraf ini bisa menyebabkan rasa sakit pada bagian yang terdampak.
Walau dapat terjadi di bagian tubuh mana pun, saraf kejepit lebih umum terjadi di area saraf tulang belakang, leher, atau pergelangan tangan.
Siapa Saja yang Dapat Mengalami Saraf Terjepit?
Spesialis Orthopedi Tulang Belakang Eka Hospital BSD, dr. Asrafi Rizki Gatam menjelaskan, siapa pun dapat mengalami saraf terjepit.
Namun, orang yang berada di usia 25 tahun ke atas cenderung lebih umum mengalaminya, sebab, pada usia ini mereka akan mulai memiliki kebiasaan duduk lama karena bekerja.
“Postur dan kebiasaan yang tidak ergonomis inilah yang menyebabkan kelompok usia ini lebih rentan mengalami saraf kejepit,” ujarnya.
Meski demikian, kasus saraf kejepit pada remaja juga mengalami peningkatan. Terutama saraf terjepit di area lumbar atau di area tulang belakang bagian bawah, yang menyebabkan sakit punggung bagian bawah.
“Jurnal Frontiers in Surgery mencatat setidaknya terdapat kenaikan kasus saraf kejepit sebanyak 6,8 persen pada anak berusia di bawah 21 tahun,” ungkapnya.
Penyebab Saraf Terjepit Pada Remaja
Saraf terjepit terjadi ketika saraf tertekan oleh jaringan lunak atau bahkan tulang di sekitarnya.
Jaringan yang menjepit saraf ini dapat berupa ligamen, otot, bantalan atau diskus tulang belakang, hingga pengapuran tulang.
dr. Rizki menjelaskan, pada anak remaja, beberapa faktor yang dapat menyebabkan risiko saraf terjepit meningkat, antara lain memiliki kelebihan berat badan alias obesitas, posisi duduk yang tidak ergonomis, duduk terlalu lama, kebiasaan menggunakan gadget yang buruk, olahraga secara berlebihan, trauma atau kecelakaan, serta riwayat dalam keluarga
Gejala Saraf Terjepit Pada Remaja
Baik pada remaja ataupun orang dewasa, cenderung tidak terdapat perbedaan gejala yang signifikan.
Gejalanya bisa jadi beda-beda tergantung dari area yang mengalami jepitan saraf.
Berikut ini beberapa gejala saraf terjepit yang perlu orang tua waspadai:
1) Kesemutan
2) Rasa sakit yang menjalar ke bagian lain yang terdekat
3) Sensasi panas terbakar
4) Sensasi tajam seperti tersetrum
5) Mati rasa
6) Kelemahan area kaki atau tangan tergantung saraf yang terdampak
“Munculnya gejala akan membantu dokter menentukan di area mana saraf terjepit,” terangnya.
Dampak Saraf Terjepit yang Tidak Ditangani
Umumnya, saraf terjepit yang ringan dapat membaik dengan sendirinya dengan berbagai teknik konservatif, seperti fisioterapi, peregangan, memperkuat otot, dan beristirahat.
**Baca Lainnya: Perluas Akses Diagnosis Dinkes Kota Tangerang Gelar Workshop Laboratorium TBC
Namun, jika kebiasaan buruk tetap berjalan dan tidak ditangani dengan serius, ada beberapa dampak yang dapat terjadi, seperti:
A) Mati rasa atau kelumpuhan anggota geraj, seperti kaki dan tangan
B) Sulit mengendalikan buang air kecil atau buang air besar
C) Kehilangan sensasi di area kelamin
Penangan Saraf Terjepit pada Remaja
Untuk saraf terjepit ringan, anak Anda ataupun Anda mungkin tidak membutuhkan pengobatan khusus.
Pengobatan konservatif di atas dapat membantu meringankan gejalanya. Meski demikian, pemantauan berkala tetap dibutuhkan untuk memastikan kondisinya tidak bertambah buruk.
Sementara itu, untuk saraf terjepit berat pada remaja, operasi jadi salah satu opsi terbaik. Terutama jika berbagai metode konservatif tidak berhasil meredakan gejala yang dirasakan.
Operasi minimal invasif adalah metode yang paling direkomendasikan mengingat keunggulannya dalam waktu pemulihan yang lebih cepat dan risiko yang lebih ringan.
Sebab, hal ini sangat penting bagi pertumbuhan anak remaja.
Metode BESS (Biportal Endoscopic Spine Surgery) adalah metode ultra-minimal invasif dengan menggunakan dua sayatan kecil (sekitar 0,5-0,8 cm) untuk mengatasi masalah tulang belakang dengan tingkat presisi yang cukup tinggi.
Sifatnya yang ultra-minimal invasif inilah yang menjadi salah satu pilihan terbaik dokter dalam mengatasi masalah saraf terjepit, khususnya di area lumbar atau ruas tulang belakang lainnya.
Keunggulan Metode BESS untuk Mengatasi Saraf Terjepit pada Remaja
Metode BESS untuk mengatasi masalah saraf terjepit di tulang belakang pada remaja memiliki keunggulan dibandingkan endoskopi biasa.
Ini karena metode BESS menggunakan dua sayatan sehingga memungkinkan dokter lebih leluasa dalam menggunakan instrumen bedah, dibandingkan endoskopi biasa yang hanya menggunakan satu sayatan.
Beberapa keunggulan metode BESS lainnya, antara lain:
1) Bekas luka sayatan yang lebih kecil
2) Kerusakan jaringan lebih sedikit
3) Proses pemulihan yang lebih cepat
4) Rasa sakit pasca-operasi lebih ringan
5) Lebih cepat kembali ke aktivitas normal
6) Risiko komplikasi lebih rendah
7) Risiko infeksi lebih rendah karena proses irigasi yang terus dilakukan selama prosedur
Menentukan metode yang tepat untuk mengatasi masalah saraf terjepit pada remaja memerlukan pemeriksaan menyeluruh.
Sebab, ini semua akan bergantung seberapa parah gejala yang muncul dan seberapa berat jepitan saraf yang terjadi.
“Untuk itu, Anda perlu berkonsultasi dulu dengan dokter secara intensif untuk mengetahui opsi apa saja yang tersedia untuk kondisi anak Anda,” tutupnya.
Apabila anak Anda mengalami nyeri punggung bawah yang tidak kunjung hilang meski dengan istirahat, Anda perlu membawanya untuk berkonsultasi ke dokter dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine – Spesialis Orthopedi Tulang Belakang.(ris)