Portalkota-Masyarakat Rawa Buntu di Kampung Cicentang RT 03 RW 01 meminta kepada Yayasan Muhammadiyah Serpong Utara untuk membuka kembali Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Aulia.
PKBM Aulia saat ini dianggap mati suri karena perpindah tanganan manajemen yang sebelumnya dipegang oleh Yayasan Darul Aulia yang dipimpin oleh Solihin Adnan berpindah tangan ke Yayasan Muhammadiyah Serpong Utara.
Sebelum ke Yayasan Muhammadiyah Serpong Utara, PKBM Aulia diserahkan kepada masyarakat Rawa Buntu.
Perpindahan PKBM Aulia yang merupakan fasilitas umum milik warga Cicentang Rawa Buntu tersebut dikarenakan ada kesanggupan dari Yayasan Muhammadiyah Serpong Utara untuk mengelola fasilitas umum tersebut.
Pendiri PKBM Aulia, Amil Sain menerangkan, ada dua kesepakatan yang diminta kepada Yayasan Muhammadiyah Serpong Utara sebelum perpindahan pengelola dari masyarakat Rawa Buntu ke Muhammadiyah.
“Poin pertama adalah Teja Nugraha dan saya Amil Sain harus diberdayakan oleh kepengurusan yang baru,” ujarnya di Rawa Buntu, Minggu (10/11/2024)
“Poin kedua adalah PKBM tetap diselenggarakan secara rutin di gedung fasilitas umum Cicentang setiap hari Minggu,” tambahnya.
Amil mengaku kecewa saat Yayasan Muhammadiyah Serpong Utara dianggap mengingkari dua poin perjanjian yang telah disepakati sebelum perpindah tanganan pengelola.
“Hal ini memicu Yayasan Darul Aulia dan beberapa tokoh masyarakat Rawabuntu untuk melakukan mediasi,” terangnya.
Pada Minggu, 20 Oktober 2024, beberapa elemen masyarakat telah berkumpul di lokasi untuk membahas kebaikan bersama, karena dirasa adanya kelalaian dalam pelaksanaan perjanjian.
“Namun, pihak pimpinan Yayasan Muhammadiyah Serpong Utara maupun perwakilannya tidak hadir, meskipun sudah diundang sejak jauh-jauh hari,” jelasnya.
Sementara itu, pimpinan Yayasan Darul Aulia dan beberapa tokoh masyarakat Rawabuntu sudah hadir sesuai undangan.
**Baca juga: Pemkot Tangsel Raih Penghargaan dari Kementerian PU
Menurutnya, upaya lanjutan pun terus menerus dilakukan, bahkan mengundang Lurah Rawa Buntu Wawan Darmawan untuk audiensi, namun pihak Yayasan Muhammadiyah tidak merespon panggilan dari Lurah Rawa Buntu.
“Masyarakat kembali kecewa karena pihak Yayasan Muhammadiyah tidak mengindahkan undangan dari Lurah Rawa Buntu yang mencoba melakukan klarifikasi,” ungkapnya.
Amil menerangkan pihaknya dari masyarakat Rawa Buntu menginginkan Yayasan Muhammadiyah untuk duduk bareng dan membuka kembali PKBM Aulia yang telah berhenti beroperasi semenjak perpindahan pengelola.
“Saya sebagai pencetus pendirian gedung sekolah ini karena masyarakat sekitar membutuhkan madrasah. Selama 10 tahun pengelolaan gedung ini oleh Yayasan Darul Aulia berjalan dengan baik, namun ketika dialihkan ke Yayasan Muhammadiyah, justru tidak berjalan dengan baik untuk masyarakat,” paparnya.
Amil mengaku terkejut saat mendapatkan ksu bahwa fasilitas umum milik warga Cicentang disewakan oleh pihak pemerintah daerah.
“Bahkan muncul isu bahwa fasilitas ini disewakan ke pihak pemerintah daerah, namun ketika ditanya buktinya, mereka tidak bisa menunjukkan bukti yang nyata,” jelasnya.
Amil dan masyarakat Rawa Buntu mengaku geram karena pernah melihat fasilitas umum tersebut terdapat PT dan menjadikan gedung tersebut menjadi gudang penyimpanan mie.
“Saya menyarankan, sebaiknya pihak Muhammadiyah dapat menanggapi kami dan duduk bersama agar semuanya lebih jelas, termasuk posisi saya yang tidak lagi diberdayakan, padahal dalam surat perjanjian yang saya tandatangani, hal ini menjadi dua poin utama,” ungkapnya.
Perwakilan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Aulia, Teja Nugraha menerangkan, pihaknya menerangkan seharusnya pihak dari Muhammadiyah mengindahkan duduk bersama masyarakat.
Dirinya sempat membawa siswa dan guru ke fasilitas umum ini namun tidak dibukakan pintu oleh pihak yayasan.
“Kami mohon agar pihak Muhammadiyah dapat berdialog kembali untuk menyelesaikan masalah ini secara baik-baik,” ungkapnya.
Kemudian, Tokoh Muda Rawa Buntu, Taufik Hidayat menjelaskan, Gedung PKBM Aulia adalah milik masyarakat Cicentang, jadi tidak seharusnya muncul isu tentang sewa-menyewa.
Menurutnya, sejak dialihkan, kemanfaatan untuk masyarakat menjadi kurang.
“Lapangan voli pun kadang digunakan sebagai tempat parkir, padahal masih banyak lahan parkir lain di area fasum ini. Intinya, pakailah cara yang baik dan beretika untuk menyikapi kasus ini, karena bagaimanapun Pak Amil Sain adalah pencetus adanya gedung ini, dan kegiatan PKBM harus berjalan kembali. Tidak etis jika pendidikan dipersulit,” ungkapnya.
Lalu, Deni Iskandar yang merupakan Alumni PKBM Aulia berharap agar ada kejelasan dan kemudahan bagi masyarakat untuk belajar rutin di PKBM setiap hari minggu seperti sebelumnya.
“Saya juga alumni dari sekolah ini dan merasakan langsung manfaat dari adanya sekolah paket. Saya ingin masyarakat Rawabuntu yang membutuhkan bisa mendapatkan wadahnya kembali dalam bentuk PKBM,” tutupnya.
Saat ini, wartawan sedang mencari informasi tentang masalah ini ke Lurah Rawa Buntu, dan Yayasan Muhammadiyah Serpong Utara. Informasi tersebut akan diberitakan setelah mendapatkan klarifikasi.(riski)