Portalkota – Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mendukung wacana dari Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhy mengenai Work From Anywhere (WFA) atau bekerja dari mana saja.
Hak tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda dalam keterangan tertulis kepada Parlementaria, di Jakarta, ditulis Selasa 28 Januari 2025.
Menurutnya usulan tersebut perlu dipertimbangkan dalam rangka untuk menekan potensi kemacetan mudik lebaran dan nyepi 2025.
Lanjutnya, penerapan WFA di kalangan pegawai negeri sipil maupun swasta akan memberikan waktu lebih panjang bagi para pemudik mempersiapkan perjalanan ke kampung halaman masing-masing.
“Konsep WFA ini layak dikaji agar para pemudik lebaran maupun hari raya nyepi tidak menempuh perjalanan di satu waktu sehingga mengurangi potensi kemacetan di jalur tol, akses bandar udara, maupun ke pelabuhan,” ujarnya.
Huda menjelaskan, Menhub mengusulkan konsep WFA menjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025, penetapan WFA ini diusulkan untuk diterapkan mulai tanggal 24-27 Maret 2025 dan 8-11 April 2025.
Dirinya mengatakan, Lebaran 2025 diperkirakan jatuh pada tanggal 31 Maret atau 1 April 2025, sedangkan hari raya Nyepi jatuh pada tanggal 29 Maret 2025.
**Baca juga: PT Azkia Diva Nusantara Mengajukan Kasasi atas Putusan Pembatalan Merek Tissue MICE
Menurutnya, mepetnya dua hari besar berpotensi menganggu arus mudik karena berhentinya layanan di Pelabuhan Gilimanuk maupun Bandara Ngurah Rai selama perayaan Nyepi.
Maka dari itu, usulan dari Menhub Dudy cukup relevan untuk diterapkan.
“Situasi ini harus diantisipasi jauh hari dan konsep WFA yang disampaikan oleh Menhub Dudy cukup masuk relevan diterapkan sehingga pemudik terutama dari Bali dan sekitarnya bisa jauh hari menyiapkan diri,” terangnya.
“Situasi adanya dua hari raya yang jatuh dalam kurun waktu hampir bersamaan harus diantisipasi secara serius,” tambahnya.
Dengan konsep WFA, lanjut Huda para pemudik lebaran maupun Nyepi bisa jauh hari memulai perjalanan ke kampung halaman.
Lalu, pemudik tidak akan menumpuk perjalanan mereka di cuti hari raya yang biasanya berjarak 3-4 hari menjelang hari H.
“Dengan konsep ini maka rekayasa lalu lintas bisa dilakukan jauh hari sehingga potensi adanya kemacetan panjang tidak akan terjadi,” katanya.
Kendati demikian, kata Huda perlu ada kesiapan matang jika WFA benar-benar diterapkan.
Menurutnya harus ada guidelines jelas, kesiapan semua stakholders, serta dukungan infrastruktur digital yang kuat.
“Harus dipastikan dukungan dan aturan jelas bagi bagi pegawai atau karyawan yang akan bekerja jauh dari kantornya,” tutupnya.(ris)