DPR RI Dorong Pemberdayaan Guru Perempuan di Tangerang

Portalkota  – Puluhan guru dari Desa Talaga dan Talagasari, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, berkumpul dalam forum “Perempuan Menginspirasi, Guru Berdaya” yang digagas PGRI Ranting Desa Talaga.

Acara ini mengangkat isu kepemimpinan perempuan dalam pendidikan dan perjuangan kesejahteraan guru.

Anggota DPR RI dari Dapil Banten III, Okta Kumala Dewi, hadir sebagai narasumber utama.

Meski bertugas di Komisi I yang membidangi pertahanan, Okta menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan aspirasi pendidikan di daerah pemilihannya.

”Tanpa pendidikan yang kuat, kemajuan bangsa sulit tercapai,” tegas Okta dikutip dari laman resmi DPR RI, Senin (3/11/2025).

Okta menyoroti fakta bahwa lebih dari 70 persen tenaga pendidik di Indonesia adalah perempuan. Di PGRI Ranting Desa Talaga saja, sekitar 80 persen anggotanya perempuan.

“Ini membuktikan bahwa perempuan bukan hanya penerima manfaat pendidikan, tapi penggerak utamanya,” jelasnya.

**Baca Lainnya: Situs Tunasdigital.id Resmi Diluncurkan, Jadi Panduan Cegah Anak Terpapar Konten Negatif

Di balik semangat itu, Okta mengungkapkan tantangan kesejahteraan guru yang masih harus diperjuangkan.

Ia mengutip data dari Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) yang menyebutkan lebih dari satu juta guru di Indonesia masih hidup di bawah standar layak hidup.

“Guru adalah motor penggerak bangsa. Semua orang besar di negeri ini lahir dari didikan guru,” ungkapnya.

Pemerintah telah berupaya memperbaiki kondisi ini melalui berbagai kebijakan, termasuk peningkatan tunjangan profesi, rekrutmen ASN-PPPK, dan program beasiswa pendidikan bagi 150 ribu guru non-S1 yang akan dimulai tahun depan.

Diskusi ini juga menghadirkan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Komisi III, Sri Panggung Lestari, serta akademisi Universitas Cendekia Abditama, Ahmad Aziz Faozi.

Keduanya menyoroti pentingnya kebijakan pendidikan yang inklusif, berkeadilan, dan berperspektif gender.

Sekitar seratus peserta, mayoritas perempuan guru dari wilayah Cikupa, terlibat aktif dalam diskusi interaktif yang berlangsung hangat. Mereka berbagi pengalaman, kegelisahan, dan harapan tentang pemberdayaan guru.

Forum ini diharapkan menjadi langkah awal menuju terwujudnya pendidikan inklusif dan berkeadilan sosial, sekaligus kontribusi nyata dalam mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045.(ris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *