Portalkota — Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati, menekankan pentingnya perhatian serius terhadap mahasiswa perantau yang berasal dari daerah terdampak bencana.
Menurutnya, negara harus hadir untuk memastikan mereka tidak sampai mengalami drop out (DO) akibat kesulitan ekonomi atau tekanan psikologis.
“Penanganan mahasiswa yang terkena dampak bencana itu tidak hanya untuk mereka yang berada di lokasi. Mahasiswa yang berada di luar lokasi bencana tetapi berasal dari daerah bencana mesti mendapatkan perhatian serius,” tegas Esti di Universitas Udayana, Denpasar, Bali, dikutip dari laman resmi DPR RI pada Selasa (16/12/2025).
Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu meminta kampus memberikan dispensasi akademik, seperti kelonggaran waktu penyelesaian skripsi atau penjadwalan ulang ujian, agar mahasiswa terdampak tidak kehilangan kesempatan menyelesaikan pendidikan.
**Baca Lainnya: Banten Kirim Bantuan Dana dan Dukungan Moral untuk Korban Bencana di Sumatera Utara
“Mereka harus dijaga betul, jangan sampai ada DO. DO bisa terjadi karena skripsi tertunda, atau tidak bisa mengikuti ujian akhir semester. Ini harus ada perlakuan khusus,” ujarnya.
Dalam dialog tersebut, Rektor Universitas Udayana melaporkan bahwa terdapat sekitar 120 mahasiswa yang berasal dari wilayah terdampak bencana. Kampus sedang mendata lebih lanjut untuk menentukan bentuk bantuan dan pendampingan yang tepat.
Esti juga mendorong seluruh perguruan tinggi untuk menggerakkan semangat gotong royong, termasuk melalui kebijakan seperti pembebasan UKT bagi mahasiswa yang terdampak.
Ia mencontohkan langkah yang sudah dilakukan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
“Kalau mereka tidak bisa membayar uang kuliah, negara harus hadir. Atau kampus bisa bergotong royong,” jelasnya.
Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan dukungan moral dan finansial, agar mahasiswa terdampak tidak merasa sendirian dan tetap bersemangat menyelesaikan pendidikan.
“Jangan biarkan mereka sendiri, jangan biarkan mereka putus asa. Kita harus memberi semangat bahwa kita bersaudara, kita satu bangsa,” pungkas Esti.(ris)






