Portalkota-Safina Lutfiah Zahro’, Kepala Indonesia BRICS+ International School, menekankan pentingnya peran aktif generasi muda dalam diplomasi global.
Pernyataan ini disampaikannya sebagai pembicara dalam Forum Pemuda Internasional “Generation of Unity” di Moskow, Rusia, yang berlangsung 19-21 September 2025.
Dalam sesi bertajuk “The Future of Diplomacy: The Role of Young Leaders and Social Responsibility”, mahasiswi S2 Ilmu Ekonomi Politik di MGIMO University tersebut menyatakan bahwa pemuda harus menjadi penggerak diplomasi di tengah transisi menuju tatanan dunia multipolar.
“Kita hidup di momen bersejarah. Indonesia bukanlah pendatang baru dalam kepemimpinan global dengan peran sebagai jembatan antara Timur dan Barat,” ujar Safina.
**Baca Lainnya: Founder Juris Polis Institute: Anak Muda Harus Jadi Penerjemah dari Dunia Laboratorium dengan Dunia Legislasi
Diplomasi Akar Rumput dan Relevansi Semangat Bandung
Safina, yang merupakan orang Indonesia pertama penerima penghargaan dari parlemen Rusia atas kontribusinya untuk integrasi pemuda BRICS, menegaskan bahwa diplomasi terpenting saat ini adalah diplomasi akar rumput (grassroot diplomacy).
Ia menghubungkan peran strategis Indonesia dalam tatanan global baru dengan semangat Konferensi Bandung 1955 dan Dasa Sila Bandung, yang menurutnya sangat relevan untuk dihidupkan kembali oleh generasi muda.
“Semangat ini harus diemban oleh para pemuda, yang akan hidup di dunia yang sedang kita bentuk saat ini,” tegasnya.
Kolaborasi Nyata Lintas Negara
Safina menekankan bahwa peran pemuda tidak boleh berhenti pada diskusi, tetapi harus diwujudkan dalam kolaborasi nyata seperti jejaring akademik, pertukaran budaya, dan kemitraan ekonomi skala kecil-menengah lintas negara.
Forum yang bertepatan dengan Sidang Umum PBB ke-80 dan Hari Perdamaian Internasional ini juga dihadiri oleh perwakilan pemuda Indonesia lainnya.
Hasil diskusi forum akan dirumuskan menjadi resolusi yang disampaikan dalam sidang pleno World Public Assembly pada 21 September 2025.(uci)