Portalkota-PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) perluas pengetahuan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) kepada kelompok tani dan kelompok wanita tani binaan.
Kegiatan tersebut berlangsung di Kelompok Wanita Tani Good Farm, Gardenia Loka, Pakujaya, Serpong Utara, Kamis 1 Agustus 2024.
Head Of CSR IKPP Tangerang, Lily Yulianingsih menerangkan, program ini dilakukan usai IKPP Tangerang berhasil melakukan K3 di perusahaan.
Maka dari itu, Lily mengungkapkan, pihaknya berkolaborasi dengan tim K3 untuk memberikan pengetahuan tentang keselamatan kepada masyarakat, khususnya kelompok tani binaan IKPP Tangerang.
“Jadi kita senantiasa punya program yang coba dikolaborasikan dengan tim K3 kami di Indah Kiat, yang mana mereka punya program untuk bisa dikembangkan di masyarakat,” ujarnya.
Lily mengatakan, pada pembinaan kali ini terdapat 15 kelompok tani binaan yang antusias menyimak penjelasan dari Tim K3 Indah Kiat.
“Kita berikan pengetahuan tambahan mengenai identifikasi bahaya di kebun seperti apa, tapi memang baru dasar saja, dimana ini merupakan bagian program pengembangan sosial yang berbasis K3 yang dimiliki oleh temen-temen K3,” terangnya.
Selain memberikan materi, Lily menjelaskan, pihaknya juga memberikan kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) sebanyak 15 set kepada para kelompok tani binaan.
**Baca juga: Benyamin Resmikan Gedung Layanan Informasi untuk Wartawan di Rawa Buntu
“Kita fasilitasi kotak P3K nya, dari 15 kebun kita berikan bantuan untuk P3K beserta obat-obatannya yang memang harus ada di P3K,” ungkapnya.
Lily berharap dengan adanya program ini bisa menambah pengetahuan para binaan untuk bisa lebih waspada dalam mengidentifikasi bahaya serta resikonya dari yang terkecil.
“Setidaknya mereka punya preventif nya harus bagaimana (pertolongan pertama, red). Mungkin kedepan kita ada lanjutan untuk pemadam kebakaran dan lain-lain yang akan kita berikan lagi untuk praktek di lapangan,” paparnya.
Sementara itu, Manager K3 IKPP Tangerang, Irmawan Afghani menjelaskan, dirinya memberikan ilmu terkait dengan identifikasi bahaya dan resiko.
“Dalam arti kelompok ini bisa tau ketika mereka memiliki aktifitas di kebun apa saja resikonya, juga bisa mengendalikan potensi resiko tersebut,” katanya.
Kedua, dijelaskan Afghan, terkait dengan upaya pertolongan pertama pada kondisi kedaruratan atau kecelakaan.
“Misalnya mencangkul atau dia menggunakan alat tajam dan sebagainya, ketika terjadi suatu kasus beliau bisa melakukan penanggulangan pertama, dengan difasilitasi oleh kotak P3K,” tutup Afghan.(riski)