Portalkota- Gubernur Banten Andra Soni menegaskan bahwa keselamatan operasional penerbangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) merupakan tanggung jawab bersama yang memerlukan kolaborasi kuat antara pengelola bandara dan pemerintah daerah di sekitarnya.
Pernyataan itu disampaikan Andra dalam Rapat Koordinasi Penanganan Gangguan Keselamatan Operasional Penerbangan yang digelar di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, ditulis Kamis 18 September 2025.
“Bandara Soekarno-Hatta berada di Provinsi Banten dan menjadi kebanggaan masyarakat Banten,” ujarnya.
“Untuk menjaganya, perlu sinergitas dan kolaborasi, khususnya dengan Provinsi Banten, Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang,” tambah Andra Soni.
Gubernur Identifikasi Sejumlah Gangguan Keselamatan Penerbabgan
Andra Soni mengidentifikasi sejumlah gangguan yang kerap mengancam keselamatan penerbangan, seperti sinar laser, pembakaran sampah, layang-layang, drone, balon udara, hingga adu burung merpati.
Menurutnya, peraturan daerah saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan rasa memiliki dari masyarakat.
“Saran saya, perlu dibuat forum koordinasi keselamatan penerbangan bandara yang bersifat berkelanjutan dan komprehensif, bukan hanya saat ada masalah,” jelasnya.
Rakor ini semakin mendesak diselenggarakan menyusul dua insiden benang layang-layang yang melibatkan pesawat.
**Baca Lainnya: Banten Ditunjuk Jadi Tuan Rumah HPN 2026
Kepala Otoritas Pengelola Bandara Soetta, Putu Eka Cahyadi, yang mewakili Kombata, memaparkan bahwa pada 23 Agustus 2025, sebuah helikopter mengalami gangguan, disusul insiden pada pesawat Airfast pada 3 September 2023.
“Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) mencapai radius 15 km. Lalu lintas penerbangan di sini rata-rata mencapai seribu per hari,” ungkap Putu.
Tanggapan Bupati dan Wali Kota Tangerang
Menanggapi hal itu, Bupati Tangerang Moch Maesyal Rasyid mengakui bahwa Pemkab telah memiliki Perda yang mengatur tata tertib masyarakat di sekitar bandara.
Namun, ia menyebut perlunya sosialisasi lebih masif dan perhatian timbal balik dari bandara terhadap kebutuhan warga sekitar.
“Masih ada hal-hal yang belum terselesaikan antara bandara dengan masyarakat,” kata Maesyal.
Pendapat serupa disampaikan Wali Kota Tangerang Sachrudin. Dirinya menyarankan agar pengelola bandara dapat memanfaatkan lahannya untuk menyediakan sarana dan prasarana yang bermanfaat bagi komunitas sekitar, sebagai bentuk komitmen bersama dalam menciptakan keamanan dan ketertiban.
Melalui rakor ini, semua pihak sepakat untuk membangun koordinasi yang lebih solid guna mencegah gangguan dan memastikan keselamatan penerbangan di bandara tersibuk di Indonesia tersebut.(ris)